Jumat, 25 Desember 2015

10 KERUGIAN AKIBAT PERAYAAN TAHUN BARU


Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya diperbolehkan? Simak dalam bahasan singkat berikut.

 Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.
Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa kerusakan yang terjadi seputar perayaan tahun baru masehi.

Kerugian Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan 'Ied (Perayaan) yang Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin hanya ada dua yaitu 'Idul Fithri dan 'Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”.”[2]
Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah menjelaskan bahwa perayaan tahun baru itu termasuk merayakan ‘ied (hari raya) yang tidak disyariatkan karena hari raya kaum muslimin hanya ada dua yaitu Idul Fithri dan Idul Adha. Menentukan suatu hari menjadi perayaan (‘ied) adalah bagian dari syari’at (sehingga butuh dalil).[3]

Kerugian Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”[4]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan benar-benar nyata saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”[5][6]

Kerugian Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari'atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun.
Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama'ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari'atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.
Jika ada yang mengatakan, “Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat (bermain petasan dan lainnya), mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.” Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud, ”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.” Ibnu Mas’ud lantas berkata,  “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.”[7]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.

Kerugian Keempat: Mengucapkan Selamat Tahun Baru yang Jelas Bukan Ajaran Islam
Komisi Fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “Apakah boleh mengucapkan selamat tahun baru Masehi pada non muslim, atau selamat tahun baru Hijriyah atau selamat Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? ” Al Lajnah Ad Daimah menjawab, “Tidak boleh mengucapkan selamat pada perayaan semacam itu karena perayaan tersebut adalah perayaan yang tidak masyru’ (tidak disyari’atkan dalam Islam).”[8]

Kerugian Kelima: Meninggalkan Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik. Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.[9] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[10]Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.

Kerugian Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[11]
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat 'Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama'ah. 'Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!”[12] Apalagi dengan begadang ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!

Kerugian Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan  jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi.

Kerugian Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”[13]
Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”.”[14] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerugian Kesembilan: Melakukan Pemborosan yang Meniru Perbuatan Setan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?!  Padahal Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya),  “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).

Kerugian Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang manfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.”[15] Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”[16]

Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah, bukan dengan menerjang larangan Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, “Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.”[17]Wallahu walliyut taufiq.

Kamis, 24 Desember 2015

CARA MEMBAHAGIAKAN ANAK KECIL

ANAK KECIL. Dia adalah seseorang yang menurut sebagian orang menyenangkan namun ada juga yang menganggap mereka adalah anak yang menjengkelkan. Jika anda menganggap mereka sebagai yang kedua tadi, maka anda harus bisa melihat bagaimana masa kecil anda ? Apakah masa kecil anda tidak menjengkelkan ? Jadi anggaplah mereka sebagai orang yang menyenangkan.

Jika kita bertemu anak kecil yang menjengkelkan, cukup mudah untuk membuatnya menjadi menyenangkan. Bebereapa cara yang biasa saya lakukan jika bertemu dengan anak seperti itu adalah sebagai berikut :

MEMBUAT DIA MERASA SENANG DENGAN KITA
Anak kecil biasanya akan bersikap menyenangkan apabila kita membuat nya merasa senang. Jadi berilah dia sesuatu yang membuatnya senang walaupun sesuatu itu menurut kita tidak berarti. Namun jika kita sering memarahinya atau bersikap tidak baik dengan nya, maka dia akan bersikap juga seperti sikap kita ke dia. So, Buatlah anak kecil merasa senang dengan kita karena kita juga akan merasa senang jika melihat dia senang.

BANYAK BERMAIN DENGAN NYA
Jika kita menemukan anak yang menjengkelkan, itu pasti saat kita tidak mengetahui diri anak itu sebenarnya dan biasanya kita baru mengenalnya. Jadi perbanyak lah bermain dengan nya agar kita bisa mengetahui seperti apa dia sebenarnya. Namun saat bermain dengan nya jangan pernah membuat dia kesal.

JANGAN MENJADIKAN DIA SEBAGAI PESURUH
Saat ini banyak anak anak yang bertindak seperti PREMAN, itu karena didikan orang tuanya yang selalu menyuruh nya. Jadi dia mengikuti sikap orang tuanya terhadap dia dengan melampiaskannya kepada teman nya. Sebaiknya sebagai orang tua kita menjadi teladan bagi anak kia dengan sikap kita yg rajin, jangan malah sebaliknya.

Seperti nya jika anda melakukan hal diatas maka anda akan disenangi oleh anak anak kecil. Yang terpenting jangan pernah meremehkan anak kecil. Karena kita tidak pernah tau kedepannya anak itu akan menjadi apa ? Bisa jadi dia akan menjadi PEMIMPIN NEGARA ini.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi banyak orang diluar sana yang kebingungan mengatasi anak kecil yang menjengkelkan .

KEBENARAN ITU BISA DATANG DARIMANA SAJA, WALAUPUN DARI ANAK KECIL SEKALIPUN !

CARA MERAYAKAN HARI IBU DENGAN BAIK


Sebagian besar penduduk Indonesia pasti mengetahui datang nya Hari Ibu. Dan mereka yang mengetahuinya biasa nya mengucapkan “Selamat Hari Ibu” kepada ibu mereka masing masing * masa ibu orang . Dan yang pasti biasanya mereka memberi hadiah kejutan untuk ibunda nya.


Namun sebenarnya hari ibu itu ada setiap hari, karena kita harus membahagiakan orang tua kita setiap saat terutama ibu. Karena bagaimanapun cara nya kita tidak akan mampu membalas jasa yang telah diberikan oleh ibunda kita kepada kita.
Tapi dimomen Hari Ibu kemarin banyak anak yang membahagiakan ibunya hanya beberapa kali dalam setahun, misal nya pada saat Hari Ibu kemarin, Idul Fitri, Ramadhan, dll. Namun di hari hari biasa mereka sering menyakiti hati ibu nya. Seharusnya kita selalu bersikap baik dan lembut kepada orang tua kita karena apapun yang diakukan nya itu semua demi kebaikan kita juga.
Lalu, apakah selama ini kita sudah membahagiakan orang tua kita ?
Apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuknya ?
Apakah kita sudah mensyukuri nikmat bisa memiliki ibu yang sudah diberikan oleh Tuhan ?
Manfaatkan lah waktu anda bersama ibu mu selagi dia masih berada di dekat kalian, jangan sampai anda baru menyadari betapa berharga nya ibu kalian disaat yang tidak kalian inginkan.
Sayangilah ibu kalian. Karena sesungguhnya ibu kalian sangat menyayangi kalian dari kecil hingga saat ini. Saat dia merepotkan kalian, jangan pernah kalian memarahinya. Tapi ingatlah, betapa merepotkan nya kalian mulai dari dalam kandungan sampai kalian belum bisa hidup mandiri.
Jangan sampai HARI IBU hanya seremonial untuk membahagiakan Ibu kita dalam satu hari itu saja. Lakukan lah yang terbaik untuk diri kalian maka secara tidak langsung kalian sudah membuat ibu kalian bangga.
Karena sesungguhnya Ridho Allah adalah Ridho Orang tua dan Murkanya Allah adalah Murkanya Orang tua.
KESUKSESAN KALIAN ADALAH SUATU KEBANGGAAN BAGI ORANG TUA KALIAN ..
SO, BUATLAH MEREKA BANGGA DENGAN KALIAN ..

PELAJAR SUKSES TIDAK TAWURAN !



SUKSES. Itu adalah kata yang sering diucapkan oleh pelajar. Namun dibalik kata itu, harus ada banyak pengorbanan. Dan dibalik pengorbanan itu selalu ada gangguan dan masalah yang akan mendatangi kita. Pada dasarnya kesuksesan tidak mungkin bisa diraih dengan mudah bagaikan membalikan telapak tangan. Kesuksesan itu pasti diraih dengan perjuangan yang tiada henti hentinya.

Gangguan yang biasanya terjadi di kalangan pelajar adalah TAWURAN. Tawuran saat ini sudah menjadi rutinitas bagi pelajar pelajar gagal yang ingin menghancurkan hidup nya. Memang tawuran tidak membuat Pelajar menjadi Gagal, namun Sebagian besar Pelajar Gagal karena Tawuran.

Tawuran adalah hal terkonyol yang dilakukan pelajar selama di sekolah. Tawuran hanya akan membuat diri kita tersiksa dan terluka. Kebahagiaan yang didapatkan hanya bertahan sementara tetapi Penderitaan setelah kita terluka itu akan bertahan lama dan cenderung kita akan mempunyai keinginan untuk membalas dendam.

Teman, mulai saat ini kurangilah masalah Tawuran Pelajar yang terjadi di Indonesia khususnya Jakarta. Mulalilah dari diri sendiri karena jika semua sadar akan masa depan yang akan dihadapi maka dia akan memikirkan nya dan tidak akan melakukan hal hal konyol yang hanya akan membuatnya gagal dimasa depan.

Apakah dengan Tawuran kita menjadi hebat ?
Apakah dengan Tawuran kita menjadi terkenal dengan baik ?
Apakah Tawuran termasuk Jihad Fisabilillah ?

Bahkan yang lebih mengenaskan Tawuran itu dilakukan kepada sesama umat ISLAM. Padahal dalam Islam dengan jelas dikatakan sesama umat Islam dilarang menyakiti Jasmani maupun Rohani nya. Saat ini Revolusi Mental yang dilakukan dengan berbagai cara tidak akan bisa berjalan dengan baik jika kita tidak memiliki kesadaran yang tinggi.

RAIHLAH KESUKSESAN MU SEDINI MUNGKIN ..
DON'T BE YOUR SELF BUT BE THE BEST YOUR SELF ..

KEBAHAGIAAN ITU SEDERHANA DARI KITA SENDIRI

Bahagia itu sederhana. Kebahagiaan tidak didapatkan dari orang lain, namun kita sendiri yang menghadirkan nya dan kita yang mengusahakannya. Kebahagiaan tidak bisa diambil oleh orang lain, karena kebahagiaan itu datang dari pribadi setiap orang.
Artinya kebahagiaan itu adalah bagaimana cara seseorang untuk mengatasi segala macam kegelisahan yang sedang dihadapinya. Namun kebahagiaan tidak bisa didapatkan hanya dengan bersenang senang.
Banyak orang miskin yang merasa sangat bahagia walaupun hidup nya serba pas pasan. Namun setidaknya dia memiliki hidup yang tertata rapih dan tertuntun dalam kesederhanaan.
Banyak juga orang kaya yang tidak merasa bahagia karena dia mendapatkan kekayaan nya itu dengan hal yang salah. Dia selalu merasa gelisah meskipun dia memiliki banyak uang.
So, kebahagiaan itu tidak bisa diukur dari materi saja. Karena sesungguhnya kebahagiaan itu datang dari diri kita sendiri atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini kebanyakan orang salah dalam menafsirkan kebahagiaan. Mereka berpikir bahwa kebahagiaan akan bisa didapatkan dengan memiliki harta yang banyak. Padahal itu salah, karena ada juga orang Miskin yang bahagia.
Maka dari itu, karena hidup kita hanya sebentar buatlah hari hari kita bahagia dengan cara yang benar. Kita jangan pernah merasa sedih dengan kekurangan yang kita miliki ataupun masalah yang kita sedang hadapi. Setiap manusia pasti memiliki cara masing masing untuk mencari kebahagiaannya. Namun jangan pernah mencari kebahagiaan dengan cara yang salah.
JADILAH ORANG YANG BAHAGIA KARENA ORANG BAHAGIA PASTI SUKSES …